Friday, 2 January 2015

Dua penumpang AirAsia QZ8501 yang disebut warga Filipina rupanya warganegara Indonesia

AFP PHOTO / BIMA SAKTIPesawat AirAsia di Bandara Soekarno-Hatta, 28 Desember 2014. Pesawat AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang serta 7 awak, hilang kontak pada Minggu pagi, saat penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.


SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina menyebut ada dua warganya yang ikut menjadi korban AirAsia QZ8501. Tetapi dalam manifest penerbangan, tidak ditemukan adanya penumpang berkewarganegaraan Filipina. 

Ternyata dua penumpang yang disebut-sebut sebagai warga Filipina itu berstatus warga Negara Indonesia (WNI). Mereka adalah Romlah Santiago (50) dan anaknya Jasmine Santiago (15). Keduanya adalah istri dan anak dari Alejandro Santiago (50). Alejandro Santiago inilah yang berkewarganegaraan Filipina. Ia bekerja di Singapura. 

Konjen Filipina area Jawa dan Bali, Eddy Surohadi mendapat adanya dua orang dari keluarga warga Filipina pada Rabu (31/12/2014). Usai mendapat kabar ini, Eddy meluncur ke Bandara Juanda untuk memastikannya.

"Setelah saya cek, ternyata benar. Keduanya tercantum dalam manifest penumpang," kata Eddy kepada Surya Online(Tribunnews.com Network), Kamis (1/1/2015).

Jasmine adalah anak tunggal pasangan Alejandro dan Romlah. Dari keluarga ini, hanya Alejandro yang berkewarganeraan Filipina. Sedangkan Romlah dan anaknya masih berkewarganeraan Indonesia. Keduanya tinggal di Pasuruan. Biasanya, Alejandro rutin mengunjungi keluarga di Pasuruan, dua kali setahun.

Alejandro rajin menghabiskan Libur Natal dan Tahun Baru di Indonesia bersama keluarganya. Tapi tahun ini, Alejandro tidak bisa terbang ke Indonesia karena akan mendapat tugas ke Amerika Serikat. Makanya, dia minta istri dan anaknya terbang dan liburan ke Singapura.

"Saya tidak tahu kerjanya Alejandro. Tapi dia sering mendapat tugas ke luar negeri," tambahnya.

Saat hari naas itu, Alejandro sudah menunggu di Bandara Changi. Tidak ada pemberitahuan bila pesawat yang ditumpangi keluarganya mengalami musibah. Di sela menunggu kedatangan pesawat keluarganya, Alejandro membaca berita dari media online. Saat itulah Alejandro mengetahui pesawat yang ditumpangi keluarganya sedang ada masalah.

Alejandro pun langsung meninggalkan bandara dengan perasaan sedih. Saat ini, Alejandro berada di Surabaya. Rencananya Alejandro akan bertahan di Surabaya sampai ada kepastian soal keluarganya.

"Informasi yang saya terima, ada dua orang dari keluarga Filipina lain yang ikut menjadi korban. Saya tidak bisa ungkapkan namanya sebelum ada kepastian," terang Eddy.

- Sumber: Kompas Regional | 2 Januari 2015

No comments:

Post a Comment